Seorang Anak yang menderita kelaparan dan gizi buruk. @CNN
Seorang Anak yang menderita kelaparan dan gizi buruk. @CNN

Yaman Berduka, Ribuan Orang Dibantai dan Kelaparan

Posted on

Adalah kelompok Hutsi atau Houthi kelompok beraliran Syiah yang menjalin hubungan dengan Iran. Kelompok ini mulai melancarkan aksi sejak tahun 2004 di bawah kepemimpinan Hussein Badreddin Houthi.

Aksi yang dilakukan oleh kelompok Houthi ini berhasil menggulingkan pemerintahan yang ada karena 25 juta pengikutnya syiah dan itu adalah 1/3 penduduk Yaman. Tahun 2014 kemarin mereka akhirnya mendidirikan pemerintahan baru yang tidak diakui oleh Arab Saudi yang kemudian mengakibatkan pertumpahan darah yang berkepanjangan sampai sekarang.

Sungguh sangat disayangkan, negara yang aman, tentram, tempat habaib dan keluarga nabi dihancurkan akibat perang saudara.

Perundingan Damai di Swedia

PBB berusaha membuat perundingan antara Yaman dan Houthi agar terjadi kesepakatan perdamaian. Mengingat banyaknya korban yang sudah ditimbulkan dari konflik berkepanjangan ini. Sudah lebih dari puluhan ribu warga Yaman yang harus mengalami gizi buruk dan kelaparan.

Menurut data PBB sudah lebih dari 6.660 warga sipil telah tewas dan 10.560 orang terluka selama perang di Yaman. Angka yang sangat besar untuk sebuah konflik.

Hal yang dikhawatirkan Badan Kesehatan Dunia adalah sudah lebih dari 10.000 orang yang terdampak wabah kolera.

Terjadi perundingan antara kelompok Houthi dan pemerintah Yaman
Anggota delegasi kelompok Houthi, Saelem Mohammed Noman Al-Mughalles, di depan kastil Johannesberg di kota Rimbo, 50km dari kota Stockholm, Swedia, 5 Desember 2018.

Perundingan yang dijadwalkan berlangsung selama satu minggu ini membuka asa baru bagi penduduk Yaman agar bisa merasakan kedamaian lagi seperti dahulu kala.

Alasan di balik pemberontakan Kelompok Houthi.

Alasan utama di balik pemberontakan Houthi terhadap pemerintah Yaman adalah upaya pembersihan atas korupsi yang kemungkinan dilakukan oleh pemerintahan Yaman sebelumnya.

Akhirnya puncak tahun 2014 Kelompok Houthi berhasil menggulingkan pemerintahan yang ada. Sementara presiden Yaman kabur ke luar Negeri. Menganggap sebagai ancaman, Arab Saudi membombardir kelompok Houthi dan berlangsung selama 3 tahun belakangan.