Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) ramai ditolak. Banyak kalangan berkomentar, mengkritisi dan menolak. Tentunya ada juga yang mendukung. Dalam hal ini Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak RUU HIP. Said Aqil Siradj atau dikenal sebagai KH. Said Aqil Siradj getol menolak RUU HIP dan melakukan langkah strategis. Diantaranya melakukan pembicaraan dengan DPR.
Said Aqil Siradj meminta DPR untuk mencabut dan mengganti RUU HIP. Tak hanya itu Said Aqil juga meminta untuk mengganti seluruh substansi RUU HIP. Tidak hanya menolak, Said Aqil juga memberikan solusi dengan usulan RUU HIP menjadi RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Dikutip dari tagar.id Jumat, 3 Juli 2020, “Sebaiknya RUU HIP ini dicabut. Judul juga diubah total supaya tidak multitafsir. Langsung saja jadi RUU BPIP,” ujar Said Aqil Siradj di Kantor PBNU, Jakarta.
Baca juga: Kisah Haru Gus Baha saat Berbakti kepada Ibunya
Pernyataan Said Aqil ini tidak diamini oleh Novel Bamukmin. Ketua Media Center Persatuan Alumni (PA) 212 mengatakan usulan Said Aqil tidak mewakili suara seluruh umat muslim di Indonesia.
Berikut ini pernyataan Novel pada tagar.id, “Kita semua tentu tahu posisi SAS (Said Aqil Siradj) yang di BPIP itu namun kerjanya nol, sampai-sampai RUU HIP bisa masuk ke Pemerintah dan DPR. Dan perlu diingat SAS (Said Aqil Siradj) bukan mewakili umat Islam” Sabtu, 4 Juli 2020.
Baca juga: Guyon Sunarto Saat Bertemu Gus Dur