Gus Novel menjadi figur yang kini mendapatkan perhatian dan dukungan luas dari masyarakat Indonesia. Ia adalah putra dari Gus Iqdam, yang telah berhasil memikat hati banyak orang dengan karismanya dan kontribusinya dalam dunia keagamaan.
Gus Iqdam menikah dengan Nilatin Nihayah, yang juga dikenal dengan sebutan Ning Nilatin Nihayah. Ning Nilatin Nihayah adalah anak dari salah satu kiai besar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, yaitu almarhum KH Toha Widodo Zaini Munawwir. Pernikahan ini bukan hanya mengikat dua individu, tetapi juga dua keluarga besar yang memiliki warisan agama dan tradisi yang kuat.
Dari pernikahan tersebut, mereka diberkati dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang diberi nama Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir, atau lebih akrab disapa sebagai Gus Novel. Kelahiran Gus Novel menjadi berita bahagia dan harapan bagi keluarga besar serta masyarakat . Dia diharapkan akan tumbuh menjadi penerus yang meneruskan nilai-nilai keagamaan dan tradisi yang telah dijunjung tinggi oleh keluarganya.
lihat di youtube officila gus Iqdam : youtube.com/@gusiqdamofficial1024
Gus Novel, dengan latar belakang keluarganya yang kaya akan tradisi agama, terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dan mendapat tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Keberhasilannya dalam membangun hubungan keluarga dan agama yang kuat merupakan cerminan dari integritasnya sebagai seorang ulama dan pemimpin spiritual.
Momen Gus Iqdam Menangis Ketika Minta Maaf Ke Gus Novel
Dalam sebuah petang yang mendung, Gus Iqdam duduk di sudut ruang tamu yang sunyi. Pandangannya kosong, terdalam oleh pikiran dan penyesalan. Di ruangan yang semula cerah, kini hampa, dan hanya suara gemuruh hujan di luar yang menemani. Gus Iqdam merasa terpanggil untuk menghadapi sesuatu yang penuh emosi.
Gus Novel, putranya yang masih butuh perhatian ayah, telah menjadi korban kesibukan ayahnya yang begitu sibuk dengan tugas dakwah dan pengabdiannya pada agama. Hari demi hari berlalu, dan ayah dan anak itu semakin merasa terpisah, dengan waktu yang tak pernah cukup untuk bersama.
Dalam detik-detik yang mendalam, Gus Iqdam mengambil keputusan untuk mencari anaknya yang masih kecil itu, yang begitu lama tidak melihatnya. Dengan hati yang berdebar-debar, dia menemui Gus Novel yang tengah bermain di kamar mainnya. Lelah dan bersalah, dia mendekati anaknya dan berlutut di depannya.
“Demi Allah, anakku, ayah sangat menyesal,” Gus Iqdam berkata dengan suara serak, matanya berkaca-kaca. “Ayah terlalu sibuk dengan dunia dakwah, dan ayah tahu, ayah telah mengabaikanmu. Ayah minta maaf, Novel.”
Mungkin cerita ini yang pas menggambarkan suasana Gus Iqdam saat itu.
Baca : Tertarik Undang Segini Tarif Gus Iqdam Sekali Ceramah