Pernahkah Anda mendengar jenis-jenis stroke? Apakah Anda mengetahui mengenai perbedaan stroke hemoragik dan iskemik?
Stroke merupakan suatu masalah kondisi kesehatan yang terkait dengan terganggunya pasokan darah ke otak. Stroke merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan dengan cepat dan tepat.
Stroke sendiri terbagi atas beberapa jenis, yaitu iskemik, hemoragik, ringan (TIA), batang otak, dan kriptogenik. Karena terdapat lima jenis stroke, maka pada artikel ini kita akan membahas mengenai apa saja perbedaan stroke hemoragik dan iskemik.
Apa itu Stroke Hemoragik dan Stroke Iskemik?

Sebelum membahas mengenai apa saja perbedaan di antara kedua stroke tersebut, alangkah baiknya untuk Anda mengetahui apa maksud dari kedua stroke itu.
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena terdapat pembuluh darah yang pecah dan darah tersebut mencapai otak. Jenis stroke ini merupakan jenis yang jarang terjadi, dan hanya sekitar 15 persen dari seluruh kasus stroke. Sayangnya walaupun jarang terjadi, stroke ini lebih mematikan dari jenis lainnya.
Ada dua jenis stroke hemoragik yang dibedakan dari tempat terjadinya pendarahan, yaitu:
- Perdarahan subarachnoid, yang terjadi di area antara otak dan tengkorak.
- Perdarahan intraserebral, yang terjadi di dalam otak.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan stroke yang lebih sering terjadi bahkan mencapai 87 persen dari keseluruhan kasus stroke yang terjadi. Jenis stroke yang satu ini disebabkan karena terganggunya pasokan darah.
Sama seperti stroke hemoragik, stroke iskemik juga memiliki dua jenis yaitu:
- Stroke trombotik, yang terjadi karena terdapat gumpalan di arteri bertugas untuk memasok darah ke otak.
- Stroke emboli, yang merupakan stroke karena gumpalan terjadi di tempat lain seperti jantung, dan terbawa melalui pembuluh darah ke otak.
Gejala Stroke Hemoragik dan Iskemik




Perbedaan stroke hemoragik dan iskemik juga bisa dilihat dari gejala maupun ciri-ciri stroke yang dialami oleh para pasien.
Stroke Hemoragik
Gejala stroke hemoragik biasanya terjadi secara bertahap dalam beberapa menit atau dalam beberapa jam. Namun untuk perdarahan subarachnoid, gejala bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Beberapa gejala stroke hemoragik yang umum terjadi adalah:
- Sakit kepala yang intens (sangat sakit bahkan beberapa orang menganggap bahwa sakit kepala ini sakit yang paling parah yang pernah dialami).
- Kebingungan
- Mual atau muntah
- Sensitif akan cahaya
- Terdapat masalah pada indra penglihatan
Stroke Iskemik
Lain halnya dengan stroke iskemik, gejala yang dirasakan tergantung dari pada bagian otak mana yang terpengaruh akan pembekuan darah tersebut. Beberapa ciri-ciri stroke iskemik adalah:
- Mati rasa atau lemahnya beberapa bagian pada tubuh seperti wajah, lengan atau kaki pada salah satu sisi tubuh.
- Kebingungan
- Mengalami masalah berbicara maupun memahami pembicaraan orang lain
- Pusing, kehilangan keseimbangan, atau kesulitan berjalan
- Kehilangan penglihatan maupun penglihatan ganda
Baca juga: Cara Mengatasi Stroke Ringan pada Wajah
Penyebab Stroke Hemoragik dan Iskemik
Perbedaan stroke hemoragik dan iskemik selanjutnya adalah dari penyebab itu sendiri. Dari pengertiannya saja Anda sudah dapat menyimpulkan bahwa kedua jenis stroke ini berbeda, sehingga tentu saja penyebabnya juga berbeda.
Stroke Hemoragik
- Tekanan darah tinggi
- Cedera
- Gangguan perdarahan
- Penggunaan kokain
- Pembuluh darah yang abnormal
- Aneurisma (pembuluh darah yang lemah dan pecah)
Stroke Iskemik
- Aterosklerosis (plak yang terkumpul di arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit)
- Fibrilasi atrium (detak jantung yang tenang)
- Serangan jantung
- Masalah pada katup jantung
- Cedera pada pembuluh darah di leher
- Masalah pembekuan darah
Faktor Risiko
Stroke Hemoragik
- Berusia lebih dari 65 tahun
- Memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah yang tinggi, maupun diabetes yang sulit untuk dikendalikan
- Kegemukan atau obesitas
- Pernah terserang stroke baik itu stroke ringan atau jenis stroke lainnya
- Memiliki riwayat keluarga yang mengalami stroke
- Merokok
- Mengonsumsi makanan yang tidak sehat
- Jarang olahraga
Stroke Iskemik
- Berusia lebih dari 60 tahun
- Masalah medis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau diabetes
- Memiliki detak jantung yang tidak teratur dan ritme yang tidak normal
- Merokok
- Memiliki riwayat keluarga stroke
Jika dilihat, beberapa faktor risiko dari kedua jenis ini sama seperti berusia lanjut, memiliki masalah kesehatan lain, merokok, maupun riwayat keluarga. Maka dari itu, jika Anda memilikinya, Anda perlu berhati-hati dan lebih intens untuk menjaga kesehatan.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Perbedaan stroke hemoragik dan iskemik juga dapat dilihat dari komplikasi yang bisa terjadi. Komplikasi yang bisa terjadi pada stroke hemoragik adalah kejang, masalah pada memori, serta kesulitan untuk menelan. Pada tahap lanjut, komplikasi bisa mencapai masalah pada jantung dan cacat neurologis secara permanen.
Sedangkan komplikasi pada stroke iskemik tergantung dari kerusakan yang terjadi. Jika kerusakan pada sel-sel otak semakin banyak, maka semakin banyak pula komplikasi yang akan muncul.
Beberapa diantaranya yang bisa terjadi adalah penumpukan cairan, pembengkakan, hingga pendarahan di otak. Selain itu juga dapat menyebabkan kejang serta masalah dalam memori atau dalam pemahaman.
Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Penderita Stroke
Pengobatan Stroke Hemoragik dan Iskemik
Pengobatan masalah medis yang tepat adalah dengan mengatasi penyebab masalah itu sendiri. Hal ini juga berlaku pada stroke, namun tidak semudah itu melakukannya.
Stroke Hemoragik
Pengobatan darurat pada stroke ini berfokus untuk mengendalikan perdarahan serta mengurangi tekanan pada otak. Dikutip dari mayoclinic, pengobatan yang bisa dilakukan adalah:
- Tindakan Darurat
Tindakan ini dapat berupa obat untuk mengurangi efek obat pengencer darah yang mungkin Anda konsumsi untuk mencegah penggumpalan darah. Obat lain yang juga akan diberikan adalah obat untuk menurunkan tekanan pada otak, tekanan darah, serta obat mencegah kejang.
- Operasi
Operasi dapat dilakukan jika perdarahan terjadi dalam skala yang besar dan ditujukan untuk mengeluarkan darah tersebut. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki masalah pada pembuluh darah yang pecah.
Lebih lanjut, dokter juga dapat menggunakan penjepit kecil pada bagian dasar aneurisma dengan tujuan untuk menghentikan aliran darah. Penjepit kecil ini dapat mencegah aneurisma pecah maupun mencegah aneurisma yang sudah pecah.
- Embolisasi Endovaskulas (Coiling)
Tindakan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui arteri yang berada di selangkangan. Kateter tersebut akan diarahkan ke otak Anda dan dokter akan meletakkan gulungan kecil ke dalam aneurisma. Gulungan tersebut mampu untuk menghalangi aliran darah ke aneurisma serta mampu membuat darah membeku.
- Operasi Radio Stereotaktik
Operasi jenis ini merupakan operasi yang menggunakan sinar radiasi dan merupakan pengobatan tingkat lanjut. Tujuan dari operasi ini adalah untuk memperbaiki malformasi pada pembuluh darah.
Stroke Iskemik
Tujuan utama dari pengobatan pada stroke iskemik adalah untuk memperbaiki kembali aliran darah ke otak. Semakin cepat perbaikan terjadi maka semakin rendah Anda mengalami komplikasi. Beberapa tindakan pengobatan yang bisa dilakukan adalah:
- Pengobatan dengan Alteplase IV r-tPA
Pengobatan ini merupakan terapi yang digunakan untuk memecahkan gumpalan darah dalam waktu 4,5 jam setelah gejala stroke terjadi. Cara kerja terapi ini adalah dengan mengencerkan kembali darah yang beku dan mengembalikan aliran darah tersebut.
- Endovaskular Darurat
Terdapat beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan dokter harus langsung menangani stroke di dalam pembuluh darah yang bermasalah. Prosesnya dapat dilakukan dalam dua jenis mulai dari obat langsung dikirim ke otak maupun menghilangkan darah yang beku menggunakan stent.
- Prosedur Membuka Arteri yang Menyempit
Pengobatan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan membuka arteri yang menyempit tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu endarterektomi karotis, serta angiplasti dan stent. Namun endarterektomi karotis tidak dapat sembarang dilakukan karena memiliki risiko, terlebih pada penderita penyakit jantung maupun penyakit berbahaya lainnya.
Dari penjelasan di atas terlihat bukan bahwa stroke hemoragik dan iskemik tersebut berbeda. Hal yang dapat Anda lakukan adalah mencegah stroke itu terjadi dengan pola hidup yang sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Dengan begitu, segala permasalahan medis di tubuh Anda akan segera diketahui dan dokter dapat segera mengatasinya.