Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban

Posted on

Hal yang menjadi kegembiraan setelah sampai pada bulan Rajab yaitu memasuki bulan Sya’ban. Karena setelah Sya’ban hadir bulan yang paling dinantikan yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan kesenangan, tidak hanya untuk umat muslim, namun juga non muslim ikut menikmati berkah Ramadhan. Nah peristiwa yang paling menarik di Bulan Sya’ban adalah malam Nisfu Sya’ban.
Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban Sya’ban berarti bulan penuh rahmat dan kegembiraan. Di bulan ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah misalnya membaca istighfar. Sudah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadits menjelaskan jika Nabi SAW lebih banyak puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya, (HR Al-Bukhari).

Baca : Hukum Berpuasa Setelah Nisfu Sya’ban

Selain puasa, beribadah malam sya’ban juga sangat disunnahkan terutama malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Tips menghitung nisfu sya’ban adalah jika sudah masuk tanggal 14 bulan Sya’ban maka diawali dari maghrib telah berganti menjadi malam nisfu sya’ban. Sebab cara menghitung hari menurut hijriah diawali dari terlihatnya bulan.

Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban
Cara menghidupkan malam Nisfu Sya’ban adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki Allohu Yarham menegaskan kalau  terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban;diantaranya Allah SWT akan memberi ampunan dosa orang yang memohon ampunan di malam Nisfu Sya’ban, menyayangi orang yang minta kasih sayang, menerima do’a orang yang meminta, memberi jalan keluar kesusahan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Setidaknya terdapat tiga ibadah yang bisa dikerjakan pada malam tengah Sya’ban. 3 perbuatan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban yang ditulis Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Mulai dari, meningkatkan kuantitas doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar yaitu Nabi Muhammad SAW bersabda,

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke langit bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan memberikan ampunan semua dosa kecuali untuk orang yang musyrik atau orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian ,” (HR Al-Baihaqi).

Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat adalah salah satu kalimat utama. Dua kalimat ini sangat baik dibaca setiap waktu dan dimanapun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة “لا إله إلا الله محمد رسول الله”.

Maksudnya, “Sebaiknya orang Islam memperoleh kemuliaan dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammadur Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban terlebih pada malam pertengahannya.”

Baca : Kenapa Bahasa Arab Menjadi Bahasa AL Quran

Yang ketiga, memperbanyak istighfar. Semua manusia tidak ada yang bersih dari dosa dan salah. Mengisi hari harinya penuh dengan dosa. Tetapi walaupun manusia berdosa, Allah SWT senantiasa mempermudah pintu ampunan kepada semua orang yang mencarinya. Karenaya, memohon ampunan (istighfar) sangat diajarkan nabi apalagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengajarkan,

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم

Artinya, “Istighfar merupakan amalan pokok yang harus dirutinkan orang Islam, terlebih pada waktu yang memiliki kelebihan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar adalah satu jalan yang membuat mudah rizki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban juga dosa diangkat, kesulitan dicarikan jalan keluar, dan menghilangkan kesedihan dan mencegah kesedihan yang akan datang.

Pada malam nisfu Sya’ban kita berdoa pada Allah agar mendapatkan panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. Umat muslim juga biasanya melantunkan 3 kali Surat Yasin pada sela doa tersebut. Sayyid Utsman bin Yahya menjelaskan doa di bawah ini yang dilantunkan ketika malam nisfu Sya’ban.

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.

اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku sang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Doa ini tertulis dalam Kitab Maslakul Akhyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, (Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa catatan tahun], halaman 78-80). Penggunaan Dhamir mufrad pada doa ini bisa dirubah jadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah, tetapi jika tidak maksud caranya ikuti bacaan yang tertulis saja.

Alangkah berbahagianya jika kita masuk orang yang berdiri untuk beribadah pada malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, memohon ampunan, dan kalimat mulia yang lain seperti membaca Al-Qur’an. Wallahu a’lam.