Isra Mi'raj

Isra Mi’raj dan Asal Usul As Shiddiq pada Abu Bakar

Posted on

Isra’ adalah perjalanan yang dengannya Allah Swt. memuliakan Rasulullah Saw. dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem, Palestina. Adapun Mi’raj adalah perjalan setelah Isra’, menuju petala langit hingga mencapai kawasan yang tidak dapat dijangkau ilmu makhluk, baik dari kalangan mala’ikat, manusia; maupun jin. Semua perjalanan itu diIakukan dalam satu malam.

Sejarah Islam masih bersilang pendapat tentang kapan sebenamya peristiwa ini terjadi. Sebagian ada yang mengatakan, lsra’ dan Mi’raj terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Namun, sebagian yang lain mengatakan setelah itu. Menurut Ath-Thaqath AI-Kubrd karya Ibnu Sa’d, peristiwa lsra’ dan Mi’raj terjadi sekitar 18 bulan sebelum hijrah.

Pendapat Ulama Tentang Isra Mi’raj

Jumhur ulama berpendapat, perjalanan lsra’ dan Mi’raj ditempuh Rasulullah Saw. dengan tubuh dan ruh beliau sekaligus. Oleh karena itu, perjalanan ini merupakan salah satu mukjizat terbesar yang menjadi bukti pemuliaan Allah Swt. terhadap Rasulullah Saw.

PP Nomor 49 Sah Bagaimana Nasib Guru Honorer

Sebuah riwayat yang cukup panjang dinukil oleh Imam AI-Bukhari dan Imam Muslim berkenaan dengan peristiwa Isra‘ dan Mi’raj ini. Dalam riwayat itu disebutkan bahwa Rasulullah Saw. mengendarai Buraq, sejenis makhluk hidup yang ukuran tubuhnya lebih besar daripada keledai tetapi lebih kecil dibandingkan bighal, dan tali kekang diletakkan di ujung wajahnya. Dalam riwayat itu juga disebutkan bahwa ketika tiba di Masjidil Aqsha, Rasulullah Saw. melakukan shalat dua rakaat. Saat itu, datanglah Malaikat Jibril sambil membawa sebuah bejana berisi khamar dan sebuah bejana Iain berisi susu. Rasulullah Saw. memilih bejana yang berisi susu. Jibril berkata, ”Engkau telah memilih fitrah ….”

Dalam riwayat itu juga disebutkan bahwa Rasulullah Saw. naik ke langit pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga sampai di Sidratul Muntaha. Di sanalah beliau menerima wahyu dari Allah Swt. Sejak itu, shalat lima waktu mulai diwajibkan bagi seluruh umat Islam. Semula, shalat yang diwajibkan berjumlah 50 rakaat dalam sehari semalam.

Keesokan paginya, ketika Rasulullah Saw. menuturkan peristiwa yang beliau alami di malam hari kepada khalayak, orang-orang musyrik pun segera menyebarluaskan berita itu kepada teman-teman mereka sambil mengolok-olok Muhammad Saw.

Karena Rasulullah Saw. mengaku datang ke Baitul Maqdis, beberapa orang musyrik menantang beliau untuk menjelaskan semua yang ada di sana. Padahal, ketika mendatangi Baitul Maqdis di malam Isra’, tak pernah terlintas di benak Rasulullah Saw. untuk memperhatikan dengan saksama segala detail bangunan Baitul Maqdis, apalagi atau menghafalkan jumlah pilarnya. Mendapat tantangan seperti itu, Allah Swt. menampakkan Baitul Maqdis di hadapan Rasulullah Saw. Beliau pun dapat menjelaskan semua hal tentang Baitul Maqdis dengan sangat rinci, seperti yang diminta orang-orang kafir. (Orang yang tidak menerima saat diajak masuk Islam disebut kafir).

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ”Ketika orang-orang Quraisy menganggap aku berdusta, aku pun berdiri di Hijr, kemudian Allah menampakkan Baitul Maqdis padaku. Maka, aku pun menceritakan kepada mereka semua tanda-tanda bangunan tersebut sembari aku melihat bangunan itu.”

Sementara itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. ternyata telah didatangi beberapa orang musyrik untuk menyampaikan hal yang baru dituturkan Rasulullah Saw. Mereka berharap sahabat dekat Rasulullah Saw. ini akan menganggap itu bohong besar. Mereka juga berharap, ia tidak akan memercayai beliau lagi. Ternyata, Abu Bakar ra; malah berkata, ”Jika memang benar ia (Muhammad Saw.) mengatakan seperti itu, aku percaya. Bahkan, jika ia mengatakan sesuatu yang lebih jauh (lebih ajaib) dari itu, aku pasti akan tetap memercayainya.”

Asshidiq adalah keistimewaan untuk Shahabat Abu Bakar

Pada pagi hari setelah malam Isra’ Mi’raj, MalaikatJibril datang memberi tahu Rasulullah Saw. tentang tata cara shalat beserta waktu pelaksanaannya. Sebelum syariat shalat Iima waktu ditetapkan, Rasulullah Saw. biasa melaksanakan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada sore hari, sebagaimana dilakukan Nabi Ibrahim as.