Apakah Indonesia Negara Thaghut

BOLEHKAH BERHUKUM DENGAN HUKUM BUATAN MANUSIA

Posted on

Dalam sejarah terpopuler ini, di masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib tercatat sejumlah pemberontakan yang terjadi atas pemerintahannya. Salah satunya dari sekelompok pendukungnya sendiri, dengan alasan tidak sepakat dengan kebijakan dan keputusan Ali.

Mereka membelot !!! Dan yang lebih ironis, mereka berani menyebut Ali bin Abi Thalib sebagai orang kafir dan murtad, dengan alasan Ali telah berhukum dengan hukum buatan manusia, bukan hukum Allah.

Menurut Ibnu Abbas (sepupu sekaligus sahabat Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam), kaum Khawarij yang keluar dari jama’ah Ali disaat itu berjumlah sekitar 6.000 orang.

Ilustrasi Perang

Dalam kitab Talbis Iblis karya Al-Hafizh Ibnul Jauzi diceritakan, bahwa telah terjadi dialog antara Ibnu Abbas dengan kaum Khawarij.

Berikut akan saya coba paparkan !!!

Ibnu Abbas berkisah : Pada saat suasana terik panas matahari menyengat, dan waktu sholat zhuhur hampir tiba, aku menjumpai Ali bin Abi Thalib. Aku berujar : “Wahai Amirul Mu’minin, tunggulah cuaca hingga adem untuk sholat zhuhur. Beri aku ijin menemui kaum Khawarij, aku akan mengajak mereka berdialog”.

Ali menjawab : “Wahai Ibnu Abbas, aku khawatir akan terjadi sesuatu padamu”.

Ibnu Abbas : “Wahai Amirul Mu’minin, jangan khawatirkan aku. Aku bukan orang yang berakhlaq buruk, dan aku tidak pernah menyakiti seorangpun”.

Lalu Ali pun mengizinkanku (Ibnu Abbas) menemui kaum Khawarij.

“Aku segera memakai jubah terbaik dari Yaman, merapikan rambut, dan ku langkahkan kakiku menyeruak masuk kedalam kerumunan mereka”, kisah Ibnu Abbas.

“Aku berada ditengah-tengah suatu kaum yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Mereka orang-orang yang sangat bersemangat beribadah. Dahi-dahi mereka penuh luka bekas sujud, tangan-tangan mereka kapalan bak lutut unta. Wajah mereka pucat pasi kurang tidur, lantaran menghabiskan malam-malamnya untuk beribadah”, lanjut Ibnu Abbas.

Ku ucapkan salam pada mereka dan mereka menyambutku : “Selamat datang wahai Ibnu Abbas, apa gerangan yang menuntunmu kesini ??”.

“Aku datang pada kalian sebagai perwakilan dari sahabat Nabi kalangan Muhajirin dan Anshor, aku juga datang sebagai perwakilan menantu Rasulullah. Kepada para sahabat lah Al-Qur’an diturunkan, dan merekalah orang-orang yang paling mengerti maknanya ketimbang kalian”, ucap Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas pun menjelaskan pada mereka kedudukan para sahabat Muhajirin dan Anshor. Bahwa para sahabat lah orang yang paling mengerti Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.

Ibnu Abbas juga menegaskan besarnya kedudukan Ali bin Abi Thalib disisi Allah dan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Begitu mendengar penjelasan Ibnu Abbas, sebagian kaum khawarij menyahut : “Janganlah sekali-kali kalian berdebat dengan orang Quraisy” … Mereka kemudian mengutip Ayat Qur’an Surah Az-Zukhruf ayat 58 : “Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka berselisih”.

Namun ada beberapa orang khawarij yang menyela : “Biarkan kami yang akan mendebatnya”.