Benarkah Nisan Salib di Kota Gede Dipotong menjadi Huruf T?

Posted on

Bejo Mulyono sebagai tokoh masyarakat yang ditemui Sunarto menjelaskan bahwa warga masyarakat memang menolak kalau ada nisan yang berbentuk salib dengan alasan adanya simbol agama Kristiani di tengah pemakaman yang mayoritas isinya adalah muslim tentu kurang elok.

Bedjo membantah kalau warga Purbayan intoleran terhadap kematian Slamet karena berbeda agama. Hal ini dibuktikan dengan warga yang turut membantu proses pemakaman Slamet. Selain itu warga Purbayan juga tetap hadir dan menghormati dengan melayat ke rumah duka menyampaikan rasa bela sungkawa yang terdalam untuk keluarga.
“Dibolehkan dimakamkan di sana dengan syarat. Syaratnya tidak boleh ada simbol-simbol Nasrani dan makam berada di pinggir area,” ujar Bedjo.

Hal ini juga dibenarkan oleh ketua RW 13 Kelurahan Purbayan Slamet Riyadi yang mengiyakan perkataan Bejo dalam wawancara terpisah. Bahkan Slamet Riyadi menjelaskan warga juga meminjamkan soun system dan mendirikan tenda untuk pelayat juga ikut dalam proses pemakaman.

Slamet Riyadi juga menjelaskan warga ikut bersama dengan keluarga ketika Albertus Slamet berada di RS PKU Muhammadiyah untuk mengurus jenazah. Sedangkan warga yang tidak ikut ke RS PKU di rumah duka ikut mempersiapkan keperluan pemakaman.

Disampaikan oleh tokoh masyarakat sekitar Nur Hudin juga menjelaskan kalau keluarga Slamet Sugihardi tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Hudin menjelaskan justru orang luar yang membuat viral peristiwa yang sudah terjadi padahal keluarga sudah ikhlas. Padahal mereka masih dalam suasana duka.

Pendapat dari ketua RT setempat Soleh Rahmad Hidayat juga menjelaskan pemakaman yang terjadi di lokasi Slamet Sugihardi telah disepakati warga dan pengurus kampung untuk menjadi pemakaman muslim.

Meski demikian warga tetap memperbolehkan Slamet Sugihardi dimakamkan di sana. Juga tertulis dalam peraturan pemakaman tidak boleh ada simbol agama dalam makam tersebut. Jadi sudah ada peraturan tertulis sebelumnya tentang pelarangan simbol keagamaan dalam TPU tersebut.

Soleh menjelaskan jika nanti ada peraturan yang dilanggar bisa saja terjadi konflik yang mungkin terjadi nanti.

Keterangan dari Kapolsek Kotagede Kompol Abdul Rochman menjelaskan, Pemotongan Salib memang sudah disepakati antara warga dan keluarga.
Karena sudah ada kesepakatan antara warga dan keluarga maka Rochman menganggap masalah sudah selesai dan tidak ada persoalan lagi.

Di akhir Rochman juga meminta media menyebarkan informasi yang membangun agar tidak terjadi kericuhan berita yang simpang siur dan memanas. Rochman juga menjelaskan kondisi yang kondusif yang terjadi di masyarakat Purbayan Kotagede.

Lihat pendapat Romo Benny